Kepada Angin
Aroma kopi pagi ini. Tersapu harum parfummu yang terkadang muncul dibalik telingaku
Masih ku dengar dan ku cecap segala sisa eksistensimu dalam ujung-ujung memoriku
Angin.. seperti namamu. Masih membisikkan obrolan lama yang tergantung di ujung malam
Janji-janji untuk tinggal. Ucapan penuh mimpi. Euforia masa depan. Tertinggal dalam kenanganku yang merindu
Kau belum kembali atau tak kembali?
Meninggalkanmu adalah keabnormalan. Tapi setiap sesap kopiku menuntut keputusan
Menyambut jalan baru yang gelap. Atau tinggal dirumah lama yang juga gelap?
Kepada angin.. terima kasih
Aku membiarkan engkau pergi. Menjadi angin seperti yang kau mau
Maka jangan pamit. Aku tak pernah mendengar suara angin meminta izin
Dia hanya membelai kemudian berlalu. Maka jadilah engkau seperti itu..
Seperti mau mu.
Komentar
Posting Komentar