ini tentang seni merasa cukup

Saat semua orang berlomba menjadi yang pertama, mungkin ruang ditempat kedua akan lebih lengang. -tulus-

Baru-baru ini saya baca kata-kata diatas. Seringkali saya merasa bahwa di dunia ini terlalu banyak orang yang ingin menjadi nomor satu. Bagi saya kondisi tersebut bukanlah hal yang indah. Pernahkah kalian berpikir ketika semua orang berlomba-lomba menjadi nomor satu, kesempatan untuk menjadi nomor dua akan lebih lapang?. Maka tulisan ini adalah tentang ruang kedua tentang membiasakan diri untuk tidak selalu menjadi pilihan utama tentang bagaimana bersyukur dimanapun posisi kita saat ini tentang seni merasa cukup dalam hidup. tentang bagaimana menepatkan diri sebagai "palawija"

Palawija. Palawija secara harafiah berarti tanaman kedua. Palawija digunakan untuk menunjukan tanaman hasil pertanian selain padi, seperti jagung, ubi, kentang, singkong, dan kacang hijau. Jadi palawija bukanlah pilihan utama dalam makanan pokok masyarakat Indonesia, meskipun begitu dia masih punya ruang di antara pilihan makanan yang ada. 

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana tentang seni merasa cukup?

Seni merasa cukup di sini bukan berarti berhenti hidup. Tapi lebih tentang tahu dimana merasa cukup dan kapan harus berhenti melakukan sesuatu. karena mungkin sebenarnya terkadang ketika hal yang kita buat sudah dalam tahap 65 atau 80% itu sudah cukup, tidak perlu harus selalu 100%. tidak semua hal harus sempurna agar terlihat istimewa. kita hanya perlu membuat sesuatu terlihat sederhana dan membiarkannya menjadi pilihan kedua. karena meskipun begitu akan tetap ada yang "mencintainya" dengan sederhana juga





Komentar

Postingan populer dari blog ini

51 tahun

Kepada Angin