Ini Hari Lahir
Saya masih bisa ingat jelas, pagi
itu bercelana pendek kotak-kotak dan kemeja putih. Iqbal kecil berjalan dengan
sangat bersemangat menuju Taman Sekolah Dasar, 7 Juni 2002. Ia rayakan bersama
teman-teman kecilnya di sebuah desa kecil. Ada Ibu menunggu di luar kelas. Sungguh rasanya seperti baru
kemarin hari bahagia itu dilewati.
Selamat ulang tahun wahai jiwa. Terima kasih sudah ada di ruang dalam waktu yang lama. Kita akan memiliki banyak tikungan dan tanjakan tanpa pengaman di depan sana. Teruslah kita terus. Ambilkan saya secangkir kopi bila haus. Ingatkan saya menepi dan istirahat jika perlu.
Dan saya masih bisa ingat jelas, yang datang pasti pergi, yang hidup pasti mati. Inilah hari saya datang, hidup dan terlahir, tidak tau apa-apa, tidak berbeban apa-apa. Waktu terus berjalan. Ilmu, ulah, hasut, pandu. Plastik, baja, benang. Susah, sedih, senang. Telan atau bagikan.
Meski
tidak selalu dipestakan, tidak pula dianggap sebagai hari raya, titik
pergantian usia yang lebih besar ini tidak pernah tidak terjadi, tetapi saya tidak
akan membuat kata-kata itu. Waktu, mendorongmu maju berjalan. Waspada,
menarikmu untuk bertekuk pada akhir.
Semua manusia demikian.Semua
manusiapun bisa datang bisa pergi. Bukan berarti mereka hanya melumatkan dan
beranjak saat di diri saya membayar sepah, tapi mereka sama seperti saya, juga
punya mimpi, titik tujuan dan kepentingan lain. Kalau bersama tidak merakit
sayap, maka gugatan berharga untuk dijaga. Tenang, ada banyak kenangan baik
yang akan abadi menjadi judul.
Inilah hari di mana menjadi semakin
tua, kukuh tak terbantahkan. Semoga ini pula hari, di mana kedewasaan, tangguh
dan mandiri jadi hal baru yang bisa saya tawarkan. Bagaimana mungkin kulit dan
pori, serta otak yang sangat rumit hanya karena kebetulan tersusun suatu tempat. Semoga saya
diupayakan akan hadir Tuhan. Maha kuasa, Esa dan pencipta.
Selamat ulang tahun wahai jiwa. Terima kasih sudah ada di ruang dalam waktu yang lama. Kita akan memiliki banyak tikungan dan tanjakan tanpa pengaman di depan sana. Teruslah kita terus. Ambilkan saya secangkir kopi bila haus. Ingatkan saya menepi dan istirahat jika perlu.
Dan saya masih bisa ingat jelas, yang datang pasti pergi, yang hidup pasti mati. Inilah hari saya datang, hidup dan terlahir, tidak tau apa-apa, tidak berbeban apa-apa. Waktu terus berjalan. Ilmu, ulah, hasut, pandu. Plastik, baja, benang. Susah, sedih, senang. Telan atau bagikan.
Keluarga dan sahabat, terima kasih
untuk kasih sayang dan waktu yang rela kalian bagikan. Meski terlahir sendiri,
mengenal dan saling menjalin benar-benar bebas dan membuat banyak hal
lebih menyenangkan.
Ini hari lahir..
Komentar
Posting Komentar