Bandung vs Bogor

"Dunia ibarat sebuah buku, jika hanya berdiam disuatu tempat kamu hanya menghatamkan satu halaman. Merantaulah lihatlah luasnya dunia temukan keluarga barumu"

Selamat malam mulia yang baik, kali ini saya ingin bercerita tentang perjalanan menjelajah sedikit kekayaan yang kau punya. menikmati sekaligus mensyukuri negeri indah yang kau berikan untuk kami. buat saya ini adalah salah satu perjalanan tak terlupakan. tentang dua kota yang memberikan banyak sekali kesan dan pelajaran...

Mari kita bahas Bandung lebih dulu..  satu kata bisa saya sampaikan untuk bandung adalah "kota yang sangat mudah untuk dicintai" terlalu banyak alasan yang membuat seseorang tak bisa menolak jatuh cinta pada bandung. dengan suasana tenang dan cuaca sendunya bandung adalah kota terbaik untuk belajar berdamai dengan diri. banyak pelajaran yang saya dapat dari orang-orang yang saya temui disana, tentang keramah-tamahan kearifan dan kesederhanaan yang tercermin dari tiap diri manusia-manusia bandung. untuk saya bandung adalah bukti nyata dari kata pesona dan originalitas. saya melihat bandung sebagai kota dengan dua sisi. cerminan bahwa sebenarnya modernitas dan budaya luhur dapat berjalan beriringan. syaratnya sederhana "menerima"

Lalu... mari kita bandingkan Bandung dengan kota ini, Bogor.. kota yang ketika kesana saya langsung disambut dengan baik oleh Hujan. kesenduan disana terasa lebih dalam entah karena cuaca atau memang karna bogor begitu "membius" dengan caranya. kota ini menarik, damai tapi ramai sendu tapi entah kenapa terasa penuh energi. mungkin membius adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan Bogor. mungkin itu salah satu alasan mengapa dulu para pemimpin negeri ini sampai mendirikan istana disini, karena terbius oleh magisnya bogor.

Saya merasakan sesuatu yang identik antara bandung dan bogor, hangat dan erat mengalahkan dingin cuaca disana. perpaduan antara tawa dan secangkir kopi yang saya nikmati bersama seseorang yang tak mungkin saya lupakan. di bogor saya seolah mendapat "hadiah" lain. bertemu dengan seorang yang mengajarkan pelajaran hidup membuka pikiran dan memberi cara pandang baru bagi saya untuk melihat dunia.. ah kamu baik sekali muliaa

seorang pemetik teh sebuah perkebunan didaerah puncak yang punya hati dan pikiran sederhana. sesederhana kata "menerima". ditengah kehidupan yang serba sulit dengan upah 1.5 juta perbulan dia mengajarkan banyak hal dalam waktu sesingkat itu. tentang bagaimana menjalani hidup yang tak selalu harus "kita melulu" tentang arti bersyukur meski sulit dan kekurangan tentang menerima dan mengikhlaskan tentang bagaimana berprasangka baik dengan sang pencipta tentang berdamai dengan hidup. sulit menjelaskan apa yang saya rasakan saat itu, saya seolah menjadi manusia yang paling tidak bersyukur dan ambisius, melupakan arti berbagi dan berterima kasih pada apa yang telah tuhan berikan. menjadi manusia kebanyakan yang terus melihat keatas tanpa pernah menatap jauh kebawah..

terima kasih banyak pak.. (saya sampai lupa menanyakan namanya) karena begitu keras menampar saya meski tak secara sadar bapak lakukan. buat saya bertemu dengan bapak adalah tujuan perjalanan saya yang jadi kenyataan.. semoga saya bisa punya hati dan perasaan menerima seperti bapak. salam untuk ibu dan kambing-kambing kesayangan bapak dirumah.. semoga mulia yang maha baik menjaga bapak untuk terus ber istiqomah dijalanNya.. Bogor sangat beruntung masih punya manusia seperti bapak.
ini beberapa foto yang saya ambil disana.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

51 tahun

Kepada Angin

ini tentang seni merasa cukup